[180506] Fan account (@itnw0628) saat Sooyoung menjadi tamu di konser Lee Dongwoo 'Dazzling Road'
(Ilustrasi foto/ Sooyoung & Lee Dongwoo) |
Sooyoung hadir sebagai tamu untuk konser Lee Dongwoo pada 06 Mei 2018
Konser dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama yaitu pemutaran film berjudul 'See-Saw' yang menceritakan tentang pertemana antara dua orang disabilitas Lee Dongwoo dan Lee Jaeshin. Bagian kedua yaitu segmen bincang-bincang, dimana Lee Dongwoo mengundang bintang tamu dan berbincang mengenai kehidupan. Bagian ketiga Lee Dongwoo bernyanyi dengan diiringi piano oleh Song Kwangsik.
Sooyoung menjadi tamu untuk bagian kedua konser ini. Penulis (@itnw0628) hanya menyertakan bagian LDW yang berhubungan dengan Sooyoung.
LDW: Ada banyak sekali junior yang menonjol saat kau berada di industri ini. Awalnya aku hanya menunggu dan melihat, 'Bagaimana dia bisa berpikir, berbicara, dan bertindak seperti itu?' Aku menunggu dan melihatnya lagi lantas berpikir 'Mungkinkah itu semua palsu?' Tetapi kau bisa menemukan orang-orang yang benar-benar berpikir, bertindak dan menjalani hidup seperti itu. Orang-orang tersebut tidak menunjukkan keinginan dan keserakahan mereka. Mereka memendam perasaan tersebut lantas membuka mata dan berpikir untuk menuju tempat yang lebih baik. Aku tahu SY akan berkata, 'Tidak, aku bukan orang seperti itu' tetapi aku selalu berpikir tentangnya seperti itu.
SY: Terima kasih. Aku rasa rencanaku cukup efektif (tertawa)
LDW: SY menonton film (yang ditampilkan di bagian pertama konser) lebih awal dan memberiku pendapatnya mengenai itu, karena banyak orang disini, tolong katakan kembali pendapatmu mengenai film tersebut.
SY: Jaeshin sangat berani saat mengatakan 'Aku akan memberikanmu mataku' walaupun mata itu hanya satu-satunya yang ia miliki. (Cttn: Lee Dongwoo menjadi tuna netra karena penyakit yang tidak bisa disembuhkan, dan Lim Jaeshin memiliki penyakit otot. Dia bisa berbicara, mendengar, dan melihat tetapi tidak bisa menggerakkan anggota tubuh lainnya.) Dewasa ini, kita melupakan apa hal terpenting saat menjalani kehidupan. Beberapa hal terlihat penting padahal sebenarnya tidak dan begitu pula sebaliknya. Kita mengabaikannya karena hidup sudah cukup sulit bagi kita. Aku pun juga melupakannya saat menjalani kehidupan yang sangat sibuk. Memang benar ia tidak memiliki apa yang dimiliki orang lain secara fisik, tetapi dia memiliki kasih sayang kepada orang lain, dan dia seorang pemberani yang rela memberikan bagian tubuhnya (yang masih sehat) kepada orang lain yang ia tidak tahu, menganggap orang itu adalah temannya. Ada banyak sekali dokumenter di luar sana, tetapi yang ini tidak memaksa kita untuk menangis, film ini menunjukkan pada kita bagaimana hidup itu, dan itu sangat menyentuh.
LDW: Aku mengundang 20 tamu untuk acara ini. Menariknya, 20 orang tersebut mempunyai satu kesamaan. Mereka semua berbicara tentang 'Apa yang sangat penting?'. Bagiku, itu adalah pertanyaan tentang nilai dan filosofi. 20 orang ini tidak hanya selebriti. Mereka adalah orang yang mencoba untuk menyampaikan nilai yang mereka anggap penting kepada orang lain. Hari ini pun begitu. Dia mengatakan hal yang sudah aku duga. Aku akan katakan 'sudah diduga' daripada 'dinantikan'
LDW: Sepertinya kau sering memikirkan tentang 'Apa yang sebenarnya penting?'. Apa pendapatmu mengenai hal itu? Kau bilang 'Aku selebriti tetapi aku mungkin tidak tahu bagaimana dunia luar.' Kenapa kau selalu menanyakan hal tersebut pada dirimu? Bukankah lebih baik jika kau menjalani hidupmu seperti saat ini? Kau bisa menikmati diperlakukan dengan baik oleh orang lain. Bukankah itu bagus?
SY: Aku tidak punya cukup kualitas untuk hidup seperti itu. Aku sudah mengalami kehidupan di dalam grup untuk waktu yang lama. Namun, baru-baru ini aku berbincang dengan ibuku dan dia bilang 'Aku menyesal tidak mengirimmu ke Pramuka Putri (Girls Scouts)' dan aku pun menjawab, 'Ma, aku punya pengalaman 10 tahun di grup. Apa maksudnya itu?'. Aku bangga pada diri kami yang bisa bertahan tinggal bersama selama itu. Tetapi ibuku bilang, '(Itu karena) Kau mendapat keuntungan'. Suka atau tidak, aku mendapatkan keuntungan dari aktifitas grup. Sangat mungkin bagiku saat menghadapi situasi yang sulit, jauh di dalam sana aku berpikir 'Yah paling tidak aku menghasilkan uang dari sini.' Aku pun bertanya pada diriku sendiri 'Bisakah aku hidup berdampingan dengan orang lain di masyarakat yang tidak memberikan keuntungan padaku?' dan jawabanku adalah tidak. Sebenarnya, aku tidak memiliki kesempatan seperti itu.
SY: Tentu aku menyayangi seluruh anggota grupku, aku senang tinggal bersama mereka, aku suka bernyanyi bersama mereka, tetapi saat aku bertanya 'Bisakah aku melakukan semua ini dengan mereka saat tahu aku tidak akan mendapatkan keuntungan darinya?' Sejujurnya, aku tidak bisa bilang 100% iya. Aku kira aku adalah orang yang penuh perhatian dan tahu bagaimana untuk berkorban, tetapi aku belum pernah berada di situasi yang membuatku benar-benar berkorban.
LDW: Kau sangat jujur.
SY: Benarkah? Apa aku akan mendapatkan masalah? (tertawa)
LDW: Kau sangat mengagumkan.
SY: Terima kasih. Tugas kita adalah mengeluarkan emosi.
LDW: Iya, dalam sekejap.
SY: Entah itu drama atau lagu, kau harus mengeluarkan seluruh emosimu.
LDW: Malah kau seharusnya tidak meninggalkan apapun.
SY: Iya. Setelah itu, kita bisa mengisinya kembali. Aku sudah melakukannya selama 10 tahun, dan aku menyadari aku tidak punya apapun. Memang benar aku mendapatkan banyak pengalaman bagus. Faktanya, aku diperlakukan lebih dari yang pantas ku dapatkan di bawah nama SNSD.
LDW: Lebih dari yang pantas kau dapatkan?
SY: Iya. Saat aku berpikir, 'Apakah mungkin wanita 29 tahun dengan kemampuan yang tidak terlalu bagus sepertiku diperlakukan seperti ini?', aku merasa menjalani kehidupan yang sangat mewah. Sebagai contoh, saat kau berpergian ke luar negeri, kau harus mempersiapkan banyak hal untuk mewujudkannya seperti tiket pesawat, hotel, dan jadwal. Hal tersebut tidak mudah. Kau harus berkorban banyak jika kau memutuskan untuk pergi. Tetapi aku, beruntungnya diundang oleh orang lain untuk tampil di luar negeri. Tidak selesai sampai di situ saja. Aku menerima makanan yang enak, bisa menginap di hotel terbaik. Iya, aku sempat berpikir untuk menjalaninya seperti itu, tetapi pertanyaan yang sama selalu kembali padaku. 'Apakah tidak masalah bagiku hidup seperti ini?' Aku seperti katak dalam tempurung. Aku pikir penting bagi selebriti untuk melihat dirinya sendiri secara objektif. Seperti, dimana aku sekarang, apa kemampuanku, dan kemampuan apa yang tidak diketahui orang lain, dll. Atau mungkin bukan masalah orang-orang tidak tahu apa kemampuanku, lebih kepada siapa diriku yang sebenarnya. Aku selalu memikirkan hal-hal tersebut.
SY: Jadi, secara objektif melihat diriku sendiri, aku tidak memiliki cukup kriteria untuk diperlakukan seperti itu. Itulah kenapa aku pikir aku harus belajar sesuatu secara terus menerus. Saat aku menjadi mahasiswa, aku belajar bahwa kampus adalah tempat untuk mempelajari tentang orang-orang dan masyarakat. Sepertinya aku harus merasakan bagaimana masyarakat di luar industri hiburan secara terus menerus. Sebenarnya, membantu ayahku dan tampil sebagai bintang tamu di acara ini adalah keputusan yang cukup egois bagiku. (tertawa) Mungkin itu hal egois bagiku. Setelah 10 tahun menjalaninya, aku pikir selebriti harus bisa melihat diri mereka sendiri secara objektif. Dan juga aktor harus bisa menggambarkan berbagai pekerjaan dari berbagai kalangan masyarakat. Itulah kenapa aku pikir aku harus menjadi orang yang bisa menantang diriku dalam berbagai dunia yang bereda.
SY: Kau mungkin berpikir aku sudah menjalaninya seperti itu, tetapi kenyataannya tidak dan belum. (tertawa) Aku baru menyadarinya akhir-akhir ini, dan sekarang aku sedang menantang diriku (untuk hidup seperti itu). Kata-kata kesukanku adalah 'Saat kau keluar dari zona nyaman, kau akan mengalami sebuah keajaiban'. Sejauh ini aku hanya berada di zona nyaman. Aku selalu ingin menjalani hidup yang membuatku merasa nyaman. Aku takut mencari hal-hal baru. Aku selalu berpikir, 'Bagaimana kalau saat aku ke sana dan orang-orang menyadari siapa aku?' atau 'Jika aku bergabung dengan komunitas itu, akankah orang-orang melihatku sebagai Choi Sooyoung dibandingkan Sooyoung SNSD?' yang sebenarnya hal tersebut tidak terlalu penting. Mungkin itu mentalitas korban. Aku seseorang yang berada di zona nyaman sampai umur 30 tahun. Akhir-akhir ini, aku mulai berpikir untuk meninggalkan zona nyaman, menjadi mandiri, dan mendapatkan kekuatan untuk menjalani hidup mandiri.
SY: Ini pertama kalinya aku mengatakan hal seperti ini. Di TV, aku bertingkah seolah aku pintar dan orang-orang akan berpikir, 'Oh, Sooyoung cukup mencerahkan'. Tetapi aku sendiri berpikir, 'Apa orang-orang tahu bahwa aku ini orang yang tidak bisa melakukan apapun sendiri?' Seperti itulah aku. Aku berpikir untuk menantang diriku sendiri untuk menjadi 'wanita tercerahkan' seperti yang dipikirkan oleh orang lain. Sebenarnya aku tidaklah spesial.
LDW: Kau selalu berbicara pelan tetapi kata-katamu mengandung kekuatan. Aku bertanya-tanya kenapa bisa begitu dan aku pun menemukan alasannya. Itu karena kejujuranmu dan pengakuan berdasarkan kejujuran. Bagiku, salah satu sifat yang hilang saat ini adalah pengakuan. Orang tidak tahu bagaimana melakukan pengakuan dan bagaimana mendengarkannya. Kau sangat berani mengaku di depan orang sebanyak ini di sini. Dari semua yang kau katakan, 'secara objektif' paling menyentuhku. Sangat susah untuk secara objektif melihat diri sendiri saat kita hidup di dalam dunia yang penuh kekayaan, ketenaran, dll. Aku pernah mengalaminya dan melihatnya melalui orang lain.
LDW: Aku punya satu pertanyaan untukmu. Kau berbicara mengenai objektifikasi diri. Bagaimana kau mencapai pemikiran itu? Aku rasa pemikiran itu tidak datag padamu secara kebetulan. Orang-orang dicerahkan oleh guru, entah dimanapun itu. Sebenarnya, aku hanya ingat ibumu (sebagai guru). Pertanyaannya sangat tepat sasaran. Apa kau punya motivasi lain?
SY: Aku pikir hal tersebut mungkin karena aku mengalami kehidupan grup yang melibatkan anggota lain. Kau tidak boleh berpikir bahwa keberhasilan tim sama dengan keberhasilanmu saja. Faktanya, aku selalu sedikit mengesampingkan diriku saat berhubungan dengan aktifitas grup. Aku pernah menjalani promosi di Jepang sebelum menjadi anggota SNSD. Aku sudah tahu bagaimana sulitnya kami untuk meraih popularias tersebut. Mungkin itulah kenapa aku tidak bisa merasakan (keberhasilan tersebut) sebagai milikku. 'Keberhasilan kita berkat kita semua, tidak mungkin tercapai tanpa kalian', hal tersebut selalu terngiang jelas padaku. Dan juga aku sadar bahwa mereka juga tidak bisa melakukannya tanpa diriku. Aku juga sadar bahwa aku dibutuhkan untuk aktifitas grup ini, meskipun nanti.
LDW: Melihat dirimu sendiri dengan mata anggota lain. Itulah rahasia dari objektifikasi diri.
SY: Iya, dan jika kau tidak melihat dirimu sendiri secara objektif dan cenderung terobsesi dengan diri sendiri, masalah akan datang. Seperti anak belum dewasa yang dipukul di sekolah agar menjadi lebih dewasa, itu memberikanmu kesempatan untuk memperbaiki diri. Terkadang aku bisa meliht anggota lain yang mengalami lingkaran yang sama denganku. Hal tersebut datang dan pergi. Itulah kenapa aku menyukai kehidupan grup. Aku belajar banyak. Sebenarnya, salah satu sisi baiknya adalah, kami mencoba belajar hal baik dari satu sama lain. Aku menyukainya. Jika aku menjadi selebriti sendirian dari awal, aku pikir aku tidak akan berhasil dan jika ternyata berhasil, aku pasti akan berpikir diriku ini lebih mampu dari aku yang sebenarnya. Aku bersyukur tidak menjadi orang seperti itu, dan diperlakukan baik sebagai grup membuatku terus berpikir siapa aku sebenarnya.
LDW: Aku mengerti. Kau bilang sekarang waktunya mengisi dirimu dengan hal-hal baru. Aku iri dengan semangatmu dan aku mengaguminya. Aku tidak tahu apa ini tepat untuk mengatakan 'keren' pada wanita, tetapi aku sejujurnya berpikir kau lebih dari sekedar cantik atau menawan. Kau itu keren. Kaulah orang yang ingin aku perhatikan dengan mataku bahkan lebih lagi mulai sekarang.
SY: Terima kasih.
LDW: Waktu berjalan cepat saat kita berbicara dengan tamu. Dengan memberikan kami pengakuan tanpa merasa canggung, sekali lagi aku mengagumimu. Terima kasih banyak. Aku mempersiapkan sesuatu sebelum kau pergi. (LDW mengeluarkan amplop biru). Apa menurutmu isinya?
SY: (Tanpa ragu) Uang.
(LDW dan penonton tertawa)
LDW: Kau tahu kenapa aku tertawa? Besok adalah hari terakhir acara ini dan aku punya 19 tamu termasuk Sooyoung, dan mereka semua punya jawaban yang sama. (tertawa) 'Oh, itu uang! Jaminanku?' (tertawa) Aku tahu mereka bercanda, karena mereka berjanji menjadi bintang tamu secara cuma-cuma.
SY: (bercanda) Aku tidak pernah janji seperti itu.
LDW: (tertawa)
SY: Ada apa ini? (tertawa)
LDW: Ternyata ada alasannya kenapa kau membawa banyak manajer.
SY: Iya. (tertawa)
LDW: Ini adalah surat yang aku tulis dengan kasih sayang dan perhatianku padamu. Mungkin akan terdengar tidak jelas. Aku ingin membacakannya untukmu, tetapi kau tahu kan aku tidak bisa melakukannya hari ini, jadi tolong bacakan dengan suara indahmu untuk kami.
SY: Terima kasih. Aku tidak boleh nangis saat membacanya.
LDW: Tidak ada hal seperti itu.
SY: (mulai membaca suratnya)
Kepada Choi Sooyoung.
Suatu hari, seorang penulis terkenal menerima pertanyaan dari muridnya. "Guru, aku ingin menjadi penulis yang baik. Apa yang harus aku lakukan?" Sang penulis pun menjawab tanpa ragu, "Menulislah yang rajin dan mencintailah yang rajin."
Baru-baru ini, Dr. Stephen Hawkin meninggalkan dunia ini. Seorang anak bertanya kepada ayahnya yang telah mempelajari alam semesta selama hidupnya. "Yah, apa itu alam semesta?" Ia pun menjawab, "Alam semesta tak ada artinya, jika tidak ada cinta." Aku rasa cinta itu sangat penting untuk memberikan makna bagi seni dan alam semesta. Aku mengartikannya seperti itu.
Sooyoung yang cantik dan baik. Seperti yang kau tahu, aku bekerja dengan ayahmu dan sering mendengarnya bicara mengenai dirimu. Tak seperti orang tua lain, ayahmu selalu mengkhawatirkanmu daripada membanggakanmu. Dia khawatir dan merasa bersalah padamu jika saja kau terbebani dengan membantu pekerjaannya. Dia juga khawatir kau akan merasa terluka karena kau selalu memberi dan perhatan pada orang lain.
Suatu hari, putriku bertanya padaku, "Yah, ayah Sooyoung unnie punya sakit yang sama denganmu?" Aku bilang, "Iya. Kenapa?" Aku tidak tahu apa yang ia lihat, tetapi dia bilang, "Sooyoung unnie mengagumkan" Jadi aku bilang padanya,"Bisakah kau melakukannya seperti Sooyoung unnie?" dia bilang, "Aku akan mencobanya"
Mungkin benar bahwa rasa sakit dan luka membuat orang sedih, tetapi itu benar juga bahwa itu membuat kami lebih terikat dengan orang yang mengalami rasa sakit dan luka. Suatu hari aku naik kereta bawah tanah dengan putriku. Tiba-tiba ia meminta uang padaku. Aku bertanya kenapa, dia bilang, "Seorang wanita tuna netra berjalan ke arah kita dengan kaleng uang." kemudian ia menambahkan,"Aku yakin Sooyoung unnie juga akan melakukan hal yang sama." Jadi aku bilang padanya,"Kau benar. Tetapi Sooyoung unnie tidak akan meminta ayahnya untuk memberinya uang."
Sooyoung yang cantik dan baik. Saat ayahmu mengatakan kekhawatirannya mengenai dirimu, aku selalu mengatakan hal ini padanya, "Pak, apakah kau mencintai putrimu seperti itu? Anda orang yang sangat beruntung." Ayahmu bilang bahwa kau cenderung mudah merasa kesepian, dan aku berkata padanya, "Aku rasa kesepian itu mengisi hatinya dengan kasih sayang" Aku senang mempunyai dirimu yang selalu berkata padaku kau ingin bekerja bersamaku walaupun jadwalmu sendiri sudah sangat sibuk dan melelahkan. Aku mengagumi kekuatan eksekusimu dan belajar banyak darimu.
Tidak terbatas pada seorang penyanyi yang hanya berlatih menyanyi dan seorang aktris yang hanya memikirkan aktingnya, kau selalu memberikan kehangatan hatimu kepada orang lain yang merasa kesepian. Aku bertepuk tangan untukmu dengan penuh kekaguman.
Sooyoung, yang membiarkanku menggenggam tanganmu dan memperlambat lajunya denganku saat kita berjalan bersama, terima kasih telah membawaku ke jalan mempesona ini. Aku harap terangnya bintang menjadi bukti bahwa cinta juga ada di alam semesta. Dan aku berdoa bintang Sooyoung kita menjadi yang tercantik dan terhangat di luar sana.
Aku mencintaimu, putriku Sooyoung.
(sooyoung menjadi terharu)
LDW: Itu Sooyoung.
SY: Kau bilang tidak ada yang membuatku menangis (tertawa)
(Lee Dongwoo dan Sooyoung saling berpelukan, dan lampu mati, Sooyoung pergi)
Post a Comment